Saturday, February 27, 2016

MENGUAK KANDUNGAN BAHASA USLUB


Masih ingatkah bahasanya caknun ketika di mocopat syafaat pada tanggal 17 april yang lalu di tamantirto, saya temen-temen masih ingat betul, kan baru kemaren, hehehehee

Ada babarapa point yang harus kita kaji kembali dan kita renungi, yang lebih mengagetkan saya adalah ketika Caknun mengatakan
Pertama; "Ayo bareng2 do di dongakke, mugo-mugo pak presiden di bebaskan dari tekan-tekanan meneh,
Kedua; "Mugo-mugo JK tidak di beri kesempatan untuk Su'ul khotimah, begitulah kiranya. hehehehe

Di saat caknun berkata begitu di sebelahnya ada mas Dimas, aku melihat dan memperhatikan gerak-geriknya di hatinya tersirat kata yang tersimpan, dia sangat prihatin kayaknya dan mengerti maksud caknun, meskipun para temen maiyah pada ketawa lebar berbahak-bahak, tapi bagi saya itu suatu hal yang wajar.

Mungkin dari temen2 sebagian ada yang belum paham, dan selalu bertanya-tanya apa maksud kata2 tersebut. kata itu sudah sering di ucapkan caknun di maiyah yang berlalu, tp dengan kontek berbeda.

Ohya! sebenernya saya gak mau mengaplud kata2 tersebut, tapi karena tuntutan temen2, maka saya akan berusaha menerjemahkan dengan pemahaman saya, artinya kalau nanti ada yang salah di benarkan gitu, hehehe

Dalam ilmu sastra atau nahwu shorof, baik imriti atau alfiyah, ada banyak bahasa di antaranya adalah;
ada bahasa untuk pemerintahan
ada bahasa untuk dialektika diplomasi
ada bahasa majaz, (dalam ilmu bahasa indonesia di sebut rima)

Dalam ilmu syfi, ada bahasa bumi dan ada bahasa langit. malah ada lagi bahasa syari'at, ada bahasa toriqoh, ada bahasa makrifat, dan ada bahasa haqiqot.
pertanyaannya caknun menggunakan bahasa yang mana? hahaha .....

Menurut pemahaman saya, caknun kemaren menggunakan bahsa uslub, (bahasa sastra yang sanat tinggi tingggi) artinya menggunakan bahasa semuanya, yaitu menjadikan satu antara bahasa bumi syariat, makrifat. jadi akhirnya temen2 pada ketawa.
Bahasa uslub biasanya di gunakan bahasa "NGLULU" , uslub sendiri artinya (Di dedel atau di jipuk) dan ada juga kalimat yang tersembuyi di balik perkataannya, dan itu sengaja dalam bahasa mantiq, atau bahasa politik. dalam ilmu Jawahirul-maknun atau Balaghoh di sebut Muqtadhol-khal. 

dan kalimat muqtadlol hal, speri dalam kalimat Qolahu, "Hu" nya ada dhomir yang kembali pada seseorang, seseorang itu tidak di perlihatkan, atau di sembunyikan. ini sastra kendahan dalam berdiplomasi.

dalam kalimat lain Cn pernah mengatakan "bubarkan aja KPK", artinya kalo kpk sudah bubar, berarti lembaga kepolisian, jaksa, hakim sudah bener semua, bigitilah kirang

Jadi Intinya maiyah keamren dari kalimat tersebut adalah;
Pertama; Jokowi tersebut di Doakan Agar turun, mengundurkan diri jadi presiden, karena jkw, tidak mempunyai ketegasan. klo sudah mundur dari presiden, ber-arti sudah gak ada tekanan-tekanan dan gak ada yang menekan.
Kedua; "JK di doakan tidak di beri kesempatan oleh rakyat untuk menjadi presiden setelah jkw mundur dari presiden.

Klo SBY zaman dulu selalu ragu-ragu, dan tegas,
tapi kalo jkw, ragu-ragu juga tidak, ketegasan juga tidak. begitulah kiranya.

*************************************
Jogjakarta / Minggu / 3 / Mei / 2015
kang muhson wong ndesooooo
*************************************
NB; klo ada pemahaman ku ada yang salah, di benerkan ya! hehehe ........

1 comment: